Monday, May 2, 2011

Mengatasi Kejenuhan dalam Belajar


Kejenuhan memang kerap terjadi pada setiap rutinitas, oleh karena itu yang harus kita lakukan adalah menjadikan rutinitas dibarengi dengan kreativitas. Kejenuhan dalam belajar bukan hanya dirasakan oleh siswa sekolah, juga dirasakan oleh mahasiswa. Mahasiswa yang kita kenal sebagai kaum intektual yanga seharusnya menjadi agen of change seringkali tidak dapat mengatasi kejenuhan perkuliahan, dan yang sering menjadi pelimpahan dari kejenuhan tersebut dengan mengikuti organisasi intra maupun ektra kampus. Kegiatan tersebut dapat mengurangi kejenuhan yang ada, namun tidak efektif.
Sebenarnya yang harus kita pikirkan bukanlah mencari alaternatif kegiatan, namun yang harus dipikirkan adalah bagaimana menjadikan perkuliahan tidak monoton. Dosen selaku tokoh utama harus lebih berupaya mengajar dengan lebih agresif dalam mengembangkan kreativitasnya seperti yang dikemukakan oleh Drs.Hasan Basri MM.
Guru adalah sebuah profesi yang sangat mulia, kehadiran guru bagi peserta didik ibarat sebuah lilin yang menjadi penerang tanpa batas tanpa membedakan siapa yang diteranginya demikian pula terhadap peserta didik. Tetapi, dalam mengemban amanah sebagai seorang guru, perlu kiranya tampil sebagai sosok profesional. Sosok yang memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan, sosok yang dapat memberi contoh teladan dan sosok yang selalu berusaha untuk maju, terdepan dan mengembangkan diri untuk mendapatkan inovasi yang bermanfaat sebagai bahan pengajaran kepada anak didik.
Dari kesepakatan-kesepakatan tersebut ada hal yang terlupakan yaitu bagaimana seorang dosen  harus bisa menumbuhkan jalinan emosi bukan hanya antara dosen dan mahasiswa namun juga anatara mahasiswa dengan mahasiswa lainya. Mengapa demikian. Karena sikap individualistis pada tingkatan mahasiswa semakin tinggi dibanding siswa. Seharusnya hubungan antar mahasiswa harus menjadi hubungan Simbiosis Mutualisme. Hubungan yang saling menguntungkan akan menimbulkan berbagai kemyamanan dan mewujudkan loyalitas  dan rasa kebersamaan sehingga tercipta sausana belajar penuh semangat yang saling memberikan dorongan sehingga mencapai tujuan pendidikan. Secara umum pendidikan yang berorietasi pada kecakapan hidup bertujuan memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi manusiawi peserta didik untuk menghadapi perannya dimasa datang (Tim BBE, 2002:8).

No comments:

Post a Comment